Religious Myspace Comments

Kamis, 26 Agustus 2010

koranbaru.com – Kepastian siapa yang akan memimpin PP Muhamamdiyah untuk periode 2010-2015 ditentukan setelah dilakukan sidang pleno Muktamar Muhammadiyah, Rabu 7 Juli.
Meski demikian, sejumlah nama yang masuk dalam 13 pimpinan PP Muhamamdiyah menyatakan akan mendukung Din untuk menjabat sebagai ketua untuk kedua kalinya.
Muhammad Muqoddas peraih suara terbanyak ke dua setelah Din menyatakan di Muhamamdiyah ada semacam aturan bahwa pengurus yang tidak memperoleh suara terbanyak tidak diperkenankan menjadi ketua umum. Sebab suara terbanyak merupakan representatif muktamirin dan keputusan muktamirin harus dihormati.
“Insya Allah Pak Din bersedia kembali memimpin Muhamamdiya untuk lima tahun ke depan,” kata Muqoddas, di kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa 6 Juli 2010.
Meski mendapatkan dukungan suara terbanyak ke dua setelah Din, Muqoddas mengaku tidak bersedia lagi menjadi ketua PP Muhamadiyah 2010-2015.
“Di Muhamamdiyah ada aturan yang tidak tertulis bahwa seseorang yang memperoleh suara terbanyak adalah yang memimpin Muhamamdiyah. Dan saya tidak akan bersedia dicalonkan sebagai ketua,” tegasnya.
Goodwil Zubir yang masuk dalam 13 nama calon pimpinan PP Muhamamdiyah juga memberi dukungan jika Din Syamsudin menjadi ketua umum lagi. “Peraih suara terbanyak biasanya menjadi ketua umum dan saya berkeyakinan muhammadiyah memiliki jiwa demokratisasi yang baik,” ujarnya.
Senada dengan M Muqoddas maupun Goodwil Zubir, Abdul Mu’ti yang juga masuk dalam 13 nama pimpinan Muhamamdiyah secara tegas memberikan dukungan kepada Din untuk menjabat kembali sebagai ketua umum PP Muhammadiyah.
“Sejak Muktamar tahun 1990, ada tradisi bahwa seseorang yang memperoleh suara terbanyak akan menjadi ketua umum PP Muhammadiyah,” tandasnya.
Sesuai dengan AD-ART PP Muhamamdiyah, setelah terpilih 13 nama pimpinan Muhammadiyah maka akan bermusyawarah untuk menentukan ketua umum, sekretaris umum dan kelengkapan organisasi lainnya.
Penentuan alat organisasi selama ini dilakukan secara musyawarah mufakat dan tidak pernah melalui voting. “Voting akan menimbulkan perpecahan dan tidak memiliki landasan organisasi,” ujarnya.
Pengurus terpilih lainnya Abdul Mu’ti menambahkan, Din Syamsudin merupakan kandidat terkuat ketua umum dan dirinya akan mendukung sepenuhnya.
Sesuai ketentuan organisasi, 13 pimpinan pusat terpilih akan bermusyawarah untuk memilih ketua umum, sekretaris umum dan kelengkapan organisasi lain. Selama ini proses pemilihan selalu dilakkan berdasar msuyawarah mufakat dan tidak pernah melalui voting.
“Wacana voting tidak memiliki landasan organisasi dan voting akan mengakibatkan perpecahan. “Tidak pernah terjadi bahwa peraih suara terbanyak tidak menjadi ketua umum. Artinya suara terbanyak merupakan apresiasi muktamriirn dan ahrus kita menghormatinya,” kata Abdul Mu’ti.
Pengurus terpilih lainnya Goodwil Zubir pun memberi dukungan jika Din Syamsudin menjadi ketua umum lagi. “Peraih suara terbanyak biasanya menjadi ketua umum dan saya berkeyakinan muhammadiyah memiliki jiwa demokratisasi yang baik,” katanya.
“Kalau saya tidak bersedia menjadi ketua umum karena banyak kader lain yang lebih bagus,” tegasnya. [vn/ris]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar